Sabtu, 23 Februari 2013

PERNYATAAN - KETERANGAN - SERANGAN ANAS URBANINGRUNG = DIANGGAP SEBAGAI UNGKAPAN MANTAN



Berikut 7 pernyataan Majelis Tinggi PD terkait dengan berhentinya Anas Urbaningrum sebagai Ketum PD:

"Baru saja kita menyelesaikan pertemuan Majelis Tinggi terkait dengan pengunduran diri Ketua Umum Partai Demokrat. Dalam pertemuan tadi dihasilkan 7 butir pernyataan:
1)       Pertama, keluarga besar Partai Demokrat prihatin dengan ditetapkannya Ketua Umum Partai Demokrat menjadi tersangka kasus Hambalang yang sedang ditangani KPK, dengan harapan hukum dan keadilan benar-benar ditegakkan. Dengan arti, jika Saudara Anas Urbaningrum tidak bersalah, maka yang bersangkutan itu mesti dibebaskan.
2)      Kedua, ketua Majelis Tinggi sudah mendengar keterangan pers Saudara Anas Urbaningrum sekaligus pernyataan berhenti dari Ketua Umum Partai Demokrat. Meskipun demikian, baik Dewan Pembina maupun Dewan Kehormatan Partai Demokrat belum menerima surat resmi pengunduran diri dari yang bersangkutan sesuai dengan etika dan tata adminisrasi yang biasa berlaku di sebuah organisasi.
3)      Ketiga, dengan pengunduran diri Ketua Umum Partai Demokrat, dengan demikian untuk sementara tugas-tugas pimpinan pusat Partai Demokrat dijalankan dua wakil ketua umum, sekjen dan direktur eksekutif. Yang dalam pelaksanaan tugasnya para pengurus DPP berkonsultasi dengan Ketua Majelis Tinggi. Agenda dan pekerjaan DPP Partai Demokrat tetap berjalan seperti biasa.
4)      Keempat, langkah-langkah penyelamatan partai yang dilaksanakan saat ini tetap berjalan. Seluruh agenda dan kegiatan yang telah disampaikan di Rapimnas pada tanggal 17 Februari yang lalu, akan terus dilaksanakan secara sungguh-sungguh.
5)      Kelima, menanggapi pernyataan mantan Ketua Umum Partai Demokrat, yang intinya mengatakan bahwa KPK menetapkan yang bersangkutan karena tekanan politik, Partai Demokrat menyerahkan KPK sendiri untuk memberikan tanggapannya. Apakah benar saudara Anas Urbaningrum dijadikan tersangka tanpa ada alasan dan pertimbangan hukum apapun, atau sebaliknya tidak seperti itu.
Majelis tinggi Partai Demokrat tidak mengetahui secara pasti apa yang terjadi dengan Anas Urbaningrum terkait dengan keterlibatannya dalam kasus Hambalang. Keluarga besar Partai Demokrat dan juga masyarakat luas selama ini hanya mengetahui dan mendengar dari Saudara Nazaruddin yang menyebut-nyebut nama Anas Urbaningrum.
Agar masyarakat dapat mengetahui duduk persoalannya, ada baiknya KPK menjelaskan berbagai spekulasi seperti itu. Sepanjang tidak mengganggu tugas dan pekerjaan KPK dalam penegakan hukum, khususnya pemberantasan korupsi.
6)      Keenam, berkaitan dengan keterangan mantan Ketua Umum Partai Demokrat, kami tidak ingin menanggapi saat ini. Semua ada jawabannya. Banyak yang tidak tepat disampaikan ke publik menyangkut Anas Urbaningrum sejak bergabung dengan Partai Demokrat tahun 2005 yang lalu.
Setelah kongres Partai Demokrat dan menjadi Ketua Umum Partai Demokrat, bagaimanapun Anas Urbaningrum pernah memimpin Partai Demokrat selama 2,5 tahun walaupun selama periode kepemimpinan yang bersangkutan banyak masalah yang terjadi di Partai Demokrat, namun Anas Urbaningrum juga ikut berbuat untuk kepentingan partai.
Oleh karena itu Partai Demokrat memilih untuk tidak menanggapi tanggapan sepihak, tudingan, serangan yang dilancarkan oleh mantan Ketua Umum Partai Demokrat seperti itu kecuali sungguh diperlukan.
Konsentrasi dan prioritras Partai Demokrat saat ini adalah untuk penyelamatan dan penataan partai dalam rangka menyongsong tugas mendatang.
7)      Ketujuh, sungguhpun ada tudingan dan serangan dari mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, kami jajaran pimpinan Partai Demokrat tetap berdoa dan berharap kepada KPK agar hukum dan keadilan benar-benar ditegakkan.
Sekali lagi, jika Anas Urbaningrum terbukti tidak bersalah, termasuk Andi Mallarangeng. Maka yang bersangkutan harus dibebaskan dan dipulihkan nama baiknya.

PIDATO LENGKAP SANG PENCETUS SENGKUNI : ANAS URBANINGRUNG



 BERHENTI SEBAGAI KETUA UMUM
Pidato lengkap Anas Urbaningrum:
"Hari ini saya akan menyampaikan sikap saya. Seperti disampaikan kemarin 22 Februari, KPK sudah mengumumkan, saya dinyatakan berstatus tersangka. Atas pngumuman KPK itu, saya akan mengikuti proses hukum sesuai ktntuan dan prosdur yang berlaku karena saya masih percaya bahwa lewat proses hukum yang adil obyektif dan transparan, keadilan dan kebenaran bisa saya dapatkan.
Saya masih percaya, lewat proses hukum yang adil, obyektif, dan transparan berdasar kriteria-kriteria dan tata laksana yang memenuhi standar, saya yakin kebnaran masih bisa ditegakkan. Karen saya percaya negeri kita ini berdasarkan keadilan, bukan berdasar prinsip kekuasaan.
Lewat itu, saya akan melakukan pembelaan hukum yang sebaik-baiknya. Berdasarkan bukti-bukti dan saksi-saksi yang kredibel. Saya meyakini betul bahwa saya tidak terlibat proses pelanggaran hukum di proyek Hambalang.
Sejak awal saya punya keyakinan penuh tentang tuduhantuduhan yang tak berdasar itu. Saya meyakini kebenaran dan keadilan pangkatnya lebih tinggi dari fitnah dan rekayasa. Kebenaran dan keadilan akan muncul menang dari rekayasa sehebat dan serapi rekayasa itu dibangun. Itu keyakinan saya.
Sejak awal saya meyakini bahwa saya tidak akan punya status hukum di KPK, karena saya yakin KPK bekerja independen, mandiri, dan profesional. KPK tidak bisa ditekan oleh opini dan hal lain di luar opini. Termasuk tekanan dari kekuatan-kekuatan sebesar apapun itu. Saya baru mulai berpikir saya akan punya status hukum di KPK ketika ada semacam sangkaan agar KPK segera memperjelas status hukum saya. Kalau benar katakan benar, kalau salah katakan salah. Ketika ada desakan seperti itu, saya mulai berpikir, jangan-jangan saya akan jadi tersangka di KPK setelah saya dipersilakan untuk lebih fokus menghadapi masalah hukum di KPK. Ketika saya dipersilakan untuk lebih fokus menghadapi masalah hukum di KPK, berarti saya sudah divonis punya status hukum sebagai tersangka.
Apalagi saya tahu petinggi partai Demokrat yakin betul, haqul yaqin, Anas jadi tersangka. Rangkaian ini pasti tidak bisa dipisahkan dengan apa yang dikatakan bocornya sprindik. Ini satu rangkaian pristiwa yang utuh tak bisa dipisahkan, terkait sangat erat. Itulah faktanya. Tidak butuh pencermatan yang terlalu canggih untuk mengetahuinya.
Kalau mau ditarik agak jauh ke belakang, sesungguhnya ini pasti terkait dengan kongres Partai Demokrat. Saya tidak ingin cerita lebih panjang, pada waktunya saya akan cerita. Intinya Anas adalah bayi yang lahir tidak diharapkan. Tentu rangkaiannya menjadi panjang. Itu saya alami menjadi peristiwa politik dan organisasi Partai Demokrat. Pada titik ini saya belum sampaikan secara rinci, tetap ada kontek yang jelas menyangkut rangkaian peristiwa-peristiwa politik itu.
Ketika saya memutuskan masuk Partai Demokrat, saya sadar betul bahwa politik kadang-kadang keras dan kasar. Tidak sulit untuk menemuka intrik fitnah dan serangan-serangan. Saya sadari konskuensi-konsekuensinya. Maka saya tidak akan pernah mengeluh dengan keadaan ini. Saya punya keyakinan kuat dan semangat menghadapinya termasuk resiko dan konsekuensinya. Itu adalah kelaziman bagi saya.
Karena saya sudah punya status tersangka, meski saya yakin posisi tersangka saya itu lebih karena faktor-faktor non hukum yang saya yakini, tetapi saya punya standar etik pribadi. Standar etik pribadi saya kalau saya punya status hukum sebagai tersangka maka saya akan berhenti sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Ini bukan soal jabatan dan posisi, ini soal standar etik. Alhamdulilah standar etik saya cocok dengan pakta integritas Partai Demokrat. Saya sendiri di tempat ini seminggu lalu sudah menandatangani pakta intgritas. Dengan atau tanpa pakta integritas, standar etik saya mengatakan, saya berhenti sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.
Terkait dengan itu, saya sampaikan terima kasih tulus kepada kader-kader Demokrat yang telah memberikan kepercayaan, amanah, dan mandat politik untuk memimpin Partai Demokrat sebagai ketua umum 2010-2015. Saya mohon maaf kalau saya berhenti di awal 2013 ini. Saya tidak pernah merencanakan untuk berhenti di awal 2013. Sepenuhnya saya bersungguh-sungguh menjalankan mandat dan amanat partai. Tentu ada prestasi dan bolong-bolongnya. Tapi semua itu saya jalani dengan sungguh-sungguh, serius, dan penuh konsentrasi. Alhamdllh saya brsyukur, kurang lebih 2,5 tahun lebih semua saya jalankan penuh dengan kesungguhan dan konsentrasi.
Terima kasih para kader Demokrat yang telah menjalankan kewenangan dan tugas masing-masing. Pengurus DPP, DPD, DPC, majalis tinggi, dewan pembina, dewan kehormatan, komisi pengawas, saya sampaikan terima kasih kepada semuanya yang selama ini bersama-sama menjalankan tugas.
Meskipun saya berhenti jadi ketua umum, saya tidak akan berhenti menjadi sahabat kader Demokrat. Saya jaminkan ketulusan, persahabatan dan persaudaraan itu kepada kader-kader Demokrat di seluruh Indonesia. Apapun tugas langkah yang akan saya tempuh.
Apakah saya menjalani proses hukum, apakah adil dan transparan, tapi saya jamin loyalitas sebagai sahabat yang selama ini kita bangun bersama yang indah dan menyegarkan di dalam dinamika politik yang agak keras dan panas. Itu luar biasa.
Saya juga berharap, siapapun yang nanti jadi Ketua Umum Demokrat, bisa menunaikan tugas, bahkan jauh lebih baik dengan apa yang saya tunaikan bersama teman-teman pengurus selama ini. Pasti akan datang ketum yang lebih baik. Saya percaya karena sejarah selalu melahirkan pemimpin pada waktunya.
Apa yang akan saya lakukan ke depan adalah tetap dalam rangka memberi kontribusi dan menjaga momentum bagi perbaikan dan peningkatan kualitas demokrasi di Indonesia, apapun kondisi dan keadaan saya. Yang penting adalah saya akan tetap bersama-sama dalam sebuah ikhtiar untuk membuat Indonesia semakin bagus.
Di hari-hari ke depan akan diuji pula etika Partai Demokrat. Etikanya yang bersih cerdas dan santun. Akan diuji oleh sejarah apakah bersih atau tidak, bersih atau korup. Akan diuji partai yang cerdas gagasan bangsa. Apakah Demokrat ini santun atau sadis dalam politik.
Yang paling penting, tidak ada kmarahan dan kebencian. Keduanya jauh dari rumus politik yang saya anut. Mudah-mudahan dianut juga oleh kader-kader Partai Demokrat.
Ada yang berpikir bahwa ini adalah akhir dari segalanya. Hari ini saya nyatakan, ini baru permulaan. Ini baru sebuah awal langkah-langkah besar. Ini baru halaman pertama. Masih banyak hal lainnya yang kita buka bersama untuk kebaikan bersama.
Saya akan berkomitmen dan berikhtiar untuk membrikan sesuatu yang berharga bagi masa depan demokrasi kita. Ini bukan tutup buku, tapi pembukaan halaman pertama. Saya yakin halaman berikutnya akan bermakna bagi kepentingan kita bersama.
Inilah yang saya sampaikan siang ini. Saya tentu akan terus menjadi sahabat teman sekalian, karena banyak buku yang akan kita baca bersama. Tapi jangan dipahami dalam perspektif ngeres, tapi dipahami secara konstruktif bagi kemaslahatan yang lebih besar. Itulah yang akan jadi titik orientasi kita."

Kamis, 14 Februari 2013

ALKISAH PILOT WHIP WHITAKER = FILEM



ALKISAH : Pilot Whip Whitaker
Pilot yang hebat dapat menyelamatkan pesawat ketika dihadang badai dan gawat darurat. Tapi, pilot yang hebat juga harus punya kejujuran dan integritas. Dia harus menjadi pilot bagi pesawat pribadinya.
Whip Whitaker terbangun dari sadarnya. Dia kaget menemukan dirinya terbaring dengan beberapa luka di tubuh. Luka yang tidak seberapa parah untuk ukuran sebuah kecelakaan pesawat yang hebat. Tapi, sebenarnya pesawat yang dipilotinya telah merenggut banyak nyawa, termasuk teman selingkuhnya.
Whip ( Denzel Washington ) juga kaget karena ketika sadar dia dikerumun teman-temannya dan, bahkan ketua persatuan pilot. Semua memberikan ucapan selamat dan kekaguman karena menurut pertimbangan mereka: mestinya Whip juga tewas dalam kecelakaan itu. Teman-temanya bahkan menyebutnya seorang pahlwan yang hebat. Dia pilot yang pahlawan.
Pahlawan?
Pahlawan kadang juga para penjahat dan, mungkin para garong dan begal yang belum terkuak celanya. Para garong dan begal yang terus dapat berdamai dengan kebohongan dan, mungkin menikmatinya. Dan, para garong dan begal yang mungkin sakit jiwanya.
Whip sebenarnya merasa bersalah. Dia adalah seorang yang, dirinya menolak anggapan orang banyak sebagai pahlawan. Whip adalah yang berontak. Berontok ketika dirinya mengingat kejadian itu.
Tidak banyak orang tahu, kecuali silingkuhnya yang juga teman kerjanya Katerina ( Nadine Valasques ). Dia bedua suka kumpul sapi dan pesta alkohol. Mereka berdua sebenarnya menyadari bahwa profesinya mempertaruhkan nyawa orang, penumpang. Seorang pilot yang mabuk bisa dibayangkan!
Dan, detik-detik menjelang kecelakaan yang hebat itu, sebenarnya Whip baru saja menenggak alkohol di kabin belakang. Tapi, tak seorang pun yang mengetahuinya.
Hebatnya, berdasarkan hasil penelitian dan pemeriksaan di lapangan didapati bahwa penyebab kecelakaan pesawat itu adalah kerusakan pada sistem dan mesin pesawat. Karena itu, Whip pun pantas disebut sang " Pahlawan".!
Tapi sebagai orang yang sudah kecanduan, rupanya agak sulit bisa melepaskan dirinya dari alkohol. Rumah tangganya berantakan dan diapun dijebloskan ke dalam penjara karena sebuah kasus.
Namun, kesadaran diri membuatnya terus gelisah: gelisah tentang bayang dirinya yang pembohong itu. Lalu, dengan susah payah dan perjuangan hebat, Whip belajar untuk menjadi dirinya. Dia mengakui kejadian yang sebenarnya. Dia kemudian membuka topengnya.
Tapi, dengan membuka topeng itulah justru dia merasa tentram dan damai. Dia bisa merasakan dirinya sebagai Whip yang sejatinya. Bukan Whip yang pahlawan tapi sebenarnya penjahat.
Kejujuran dan integritas moral adalah modal dan kekayaan yang akan dapat menjadikan dirinya menjadi Negarawan Hebat dan dikagumi, tak peduli hari ini mungkin harus masuk Pesantren Guntur. Dan, mungkin akan mendekam di penjara selama 2-7 tahun.
Tak peduli itu semua, untuk meraih dan menggapai dirinya yang sejati.
Saya dan anda mungkin pernah membaca ungkapan Kearifan yang populer di kalangan orang Amerika keturuan Afrika:" Bila anda berbohong, maka anda harus terus berbohong dan berbohong lebih banyak lagi agar orang bisa percaya".
Dan, Islam juga mengajarkan bahwa:" Dusta adalah pangkal dari dosa-dosa yang lainnya".
Saya dan anda juga mafhum: tidak ada penjahat dan koruptor yang mau mengakui kesalahannya. Semua akan mencoba mengelabui, menghilangkan jejak. Tidak saling mengenal. Saling menuduh dan melempar. Juga saling menusuk dari belakang. Itu sudah menjadi Nature.
Tapi itu tidak akan menjadi pahlawan sejati. Tidak akan menjadi dirinya sendiri, meski dia bisa meloloskan diri. Meski dia bisa bebas. ­Kita tahu kasus anas dahulu dengan Nazar. Setidaknya, pada : Bab 1, anas menang karena bisa menyangkal semua tuduhan. Tapi, apakah pada bab2 dua kasus Hambalang, dia akan lolos?
Luthfi dan Anas, juga lainnya yang menggengam nomor urut di belakang tangannya. Ada waktu dimana dia bisa menang dan kalah. Tapi, kejujuran mungkin adalah kekalahan dan cemooh. Ia getir, tapi ia akan menyehatkan seperti yang dialami Whip Whitaker.
Beberapa hari kemarin 5 orang pelaku pemerkosa gadis di India hingga tewas itu menyatakan dirinya tidak bersalah. Yang bersalah adalah gadis itu. Kenapa dia muncul di waktu dan tempat yang salah! Andaikan dia tidak muncul, pasti tidak akan ada pemerkosaan!
Ya, saya dan anda yang pernah membaca literatur Psikologi akan paham dengan mudah: hanya para psikopat dan orang gila yang menuduh orang lain yang bersalah atas kesalahan dirinya.

Selasa, 12 Februari 2013

PARTAI DEMOKRAT, BAKAL MEMBAIK...??



Demi Cari Selamat Demokrat

Jalan selamat untuk Partai Demokrat sudah ditentukan, menamatkan sepak terjang Anas Urbaningrum. Bersih-bersih atau menyingkirkan lawan politik?


Kompleks TNI AL Duren Sawit, Jakarta Timur tiba-tiba gelap. Aliran listrik di daerah itu padam, 15 menit setelah tamu terakhir keluar dari rumah di Jalan Teluk Semangka Blok C8-9, rumah Anas Urbaningrum. Kamis malam 7 Februari 2013, baru saja rumah Anas dipenuhi tamu dari Fraksi dan DPP Partai Demokrat. Athiyyah Laila, istri Anas, menemani tamu dari Fraksi Partai Demokrat. Malam itu memang genting bagi Anas. Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tengah menggelar rapat dengan empat menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II dari Partai Demokrat, Jero Wacik, Syarief Hasan, Amir Syamsuddin, dan Roy Suryo, untuk menentukan nasib kepemimpinannya. SBY perlu membahas nasib Anas setelah muncul desakan agar menyelamatkan PD. Dua menteri, Jero Wacik dan Syarif Hasan, meneriakkan PD dalam kondisi gonjang-ganjing, SOS alias darurat. Pangkal masalahnya adalah elektabilitas PD yang terus meluncur ke bawah. Partai yang pada 2009 meraih suara 20 persen lebih itu, berdasarkan survei yang dirilis Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) selama Desember 2012, perolehan suara partai besutan SBY itu melorot jadi 8 persen.
Melorotnya PD diduga karena partai itu disandera kasus hukum Anas dalam proyek Pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) Hambalang, Bogor. Status hokum Anas yang tidak jelas menyulitkan pengembangan PD menghadapi Pemilu 2014. Maka itu, Jero dan Syarif meminta Anas mundur. Gara-gara desakan itu, Ketua DPC PD Kabupaten Blitar Heru Sunariyanta menyebut Jero dan Syarif  sebagai Sengkuni, tokoh licik dalam kisah wayang Mahabharata.
Sebelumnya Anas sempat menulis ‘Politik Para Sengkuni’ di status atau personal message Black Berry Messengernya (BBM). Anas mengaku menulis status itu karena baru membaca buku Mahabharata. Anehnya setelah saling bantah soal istilah Sengkuni itu, perang terbuka seolah pecah. Kubu Anas dan kubu SBY seperti saling unjuk kekuatan. Saat SBY rapat di Cikeas. Anas dan para pendukungnya berkumpul di rumah Anas, Duren Sawit. Saat para menteri datang ke Cikeas, pendukung Anas pun mengalir ke Duren Sawit. “Kita tunggu jam 21.00 WIB nih (rapat Dewan Pembina Partai Demokrat di Cikeas),” ujar Gede Pasek Suardika, Anggota Fraksi Partai Demokrat yang turut bertamu ke rumah Anas. Selain Gede Pasek, tampak pula anggota DPR Saan Mustofa dan Michael Wattimena serta ketua DPD PD DKI Jakarta Irfan Ghani. Begitu acara Cikeas selesai, aktivitas di Duren Sawit juga menyusul rampung. Para tamu pulang satu persatu. Nah saat jarum jam menunjuk pukul 01.15 WIB, lampu di kompleks Anas pun mati. Namun listrik di rumah Anas tetap menyala karena memakai genset. Jumat malam 8 Februari 2013, karier politik Anas menjadi gelap. SBY mengumumkan hasil pembicaraan Majelis Tinggi (MT) Partai Demokrat untuk mengambil alih kewenangannya memimpin Partai Demokrat. Nasib Anas di Partai Demokrat tamat. “Segala keputusan dan tindakan partai dijalankan Majelis Tinggi Partai Demokrat. Ketua mengambil arahan penting. Elemen-elemen utama partai, DPR, DPP, dan DPD berada di dalam kendali dan bertanggung jawab pada Majelis Tinggi Partai Demokrat,” ucap SBY membacakan delapan butir kesepakatan. Keputusan ini diambil setelah SBY melakukan pembicaraan dengan seluruh anggota MT yang diketuai SBY dengan anggota Anas, Jero Wacik, Marzuki Alie, TB Silalahi, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), Johnny Allen Marbun, Max Sopacua, dan Totok Riyanto. Tiga menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II (KIB II) dari Partai Demokrat juga turut hadir dalam pertemuan itu, Amir Syamsuddin, Syarief Hasan, dan Roy Suryo. Anas turut terlibat dalam perumusan pengambilalihan kewenangan eksekutif oleh MT, tapi ia tidak banyak bertindak untuk merelakan sepak terjangnya. Anas, kata Max Sopacua, sudah sepakat dengan delapan butir yang dirumuskan secara bersama, tak ada protes. Delapan butir ini berisi penyerahan kewenangan penyelamatan partai sepenuhnya kepada MT. Kewenangan ini meliputi restrukturisasi di internal, fraksi di DPR, penentuan calon legislatif, pemilukada, dan lainnya. “Tidak ada perdebatan, semua sudah setuju dan langsung ditandatangani di tempat itu juga, saat itu juga. Semua sudah setuju mekanisme penyelamatan partai melalui Majelis Tinggi,” tegasnya dikonfirmasi.
Dinamika internal PD memang seru. Kubu Anas yang didukung kuat DPP dan DPC sudah lama berseteru dengan kubu SBY yang didukung sejumlah menteri dan Dewan Pembina PD.  Partai Demokrat, menyebutkan gesekan antara kubu Anas dengan golongan Dewan Pembina sudah mencapai puncak. Gesekan ini menemui jalan buntu ketika merumuskan daftar bakal caleg yang harus didaftarkan ke KPU April 2013 mendatang. “Ada banyak sekali dari orang Anas, dari orangorang bawaan Dewan Pembina juga banyak sekali. Walaupun sebenarnya mekanisme rekrutmen masih berjalan,” jelasnya. Rebutan porsi daftar bakal caleg ini sebenarnya sudah mulai terasa sebelum pengumuman partai peserta Pemilu 2014 oleh KPU pada 8 Januari 2013 lalu. Kubu Marzuki Alie sudah mulai berebut memasukkan orang-orangnya ke daftar bakal caleg. Saling jegal terjadi saat memenuhi persyaratan administratif pendaftaran caleg di internal. Tim seleksi dan kepanitiaan yang didominasi oleh pengurus DPP dipandang sengaja mempersulit persyaratan, sehingga kader yang ingin mencalonkan mengurungkan niatnya. Padahal rekrutmen daftar caleg ini hingga ke tingkatan DPC. Prahara yang menimpa Anas merupakan akumulasi konflik di internal Partai Demokrat. Direktur Riset Charta Politika, Yunarto Wijaya menganggap terjadi perseteruan dalam penyusunan daftar bakal caleg di dalam partai dan akumulasi antarfaksi pasca-kongres Partai Demokrat 2010. Tarung kepentingan ini makin mengerucut mendekati 2014. “Mungkin dengan Anas lengser, ada pihak yang merasa bisa lebih memberikan pengaruhnya,” sambung Yunarto.
Kubu Anas sejauh ini belum menunjukkan tandatanda melawan keputusan SBY. Saan menuturkan begitu pulang dari rumah SBY, Anas langsung salat. Namun pasca-pengambilalihan oleh Majelis Tinggi, Anas tetap menjalankan aktivitas sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Sabtu 9 Februari 2013, ia melakukan pelantikan seluruh pengurus se-Provinsi Banten di Pandeglang, Banten. Kinerja kepemimpinannya, kata Anas, berdasarkan AD/ART Partai Demokrat. SBY, melalui Majelis Tinggi, boleh jadi melakukan pengambilalihan kewenangan, sebelum ada penonaktifan sebagai Ketua Umum maka ia tetap menjalankan tugasnya. "Ada poin sesuai hierarki dan konstitusi partai. Jadi pegangannya konstitusi partai," tegasnya. Justru Kewenangan Majelis Tinggi Partai Demokrat melakukan pengambilalihan tidak diatur dalam AD/ART. Pasal 13 AD Partai Demokrat tidak memiliki kewenangan pengambilalihan kewenangan eksekutif. Anas mulai melawan?